literaryspring.com – Tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan, atau yang dikenal sebagai GRC, menjadi fokus utama dalam membangun pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, dalam sebuah acara di Jakarta. Menurutnya, tantangan yang dihadapi dalam perkembangan saat ini kian kompleks akibat digitalisasi yang membawa dampak signifikan, termasuk munculnya risiko baru seperti kejahatan siber dan penipuan lintas batas.
Mahendra menekankan pentingnya GRC, bukan hanya sebagai alat kepatuhan, tetapi juga sebagai kompas strategis untuk mencapai stabilitas dalam kondisi tidak pasti ini. Ia menyebut bahwa untuk mengatasi risiko yang ada, diperlukan pemberdayaan ekosistem GRC yang bersifat adaptif dan inklusif.
OJK berkomitmen untuk meningkatkan kolaborasi dengan berbagai kementerian dan lembaga dalam rangka memperkuat tata kelola di sektor jasa keuangan. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK). Mahendra menambahkan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem yang saling memperkuat, dengan menekankan integritas dan profesionalisme.
Sebagai wujud nyata dari komitmen tersebut, OJK mengadakan Risk and Governance Summit (RGS) 2025. Forum tahunan ini bertujuan untuk memperkuat nilai tata kelola yang baik dan menjembatani kesenjangan antara regulasi dan praktik di lapangan. RGS kali ini mengusung tema “Empowering the GRC Ecosystem to Drive Economic Growth and National Resilience”.
Mahendra mengajak semua pemangku kepentingan untuk secara konsisten membangun ekosistem GRC, demi mendukung stabilitas sistem keuangan dan pertumbuhan ekonomi nasional.